search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Mengenal Seniman Bali, Maestro Tari Legong Ayu Bulan Trisna
Senin, 25 Juli 2022, 22:20 WITA Follow
image

Beritabali.com/ist/Mengenal Seniman Bali, Maestro Tari Legong Ayu Bulan Trisna

IKUTI BERITADENPASAR.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITADENPASAR.COM, DENPASAR.

Anak Agung Ayu Bulan Trisna Jelantik lahir di Deventer Belanda pada tanggal 8 September 1947 adalah cucu Raja Karangasem / putri tertua dari Dr.dr Anak Agung Made Jelantik (Dokter PBB). Beliau dikenal sebagai maestro tari Legong dan penari Bali istana Presiden Bung Karno.

Ayu Bulan Trisna Djelantik adalah seorang maestro tari tradisional Indonesia. Ayu dikenal sebagai maestro tari Legong. Ayu juga berprofesi sebagai dokter spesialis THT dan pengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran.

Ayu Bulantrisna Djelantik menggeluti dunia tari bali pertama kali di Puri sang kakek. Kakek dari Bulantrisna bernama Anak Agung Anglurah Djelantik yang merupakan raja terakhir dari Kerajaan Karangasem, Bali. Ia yang mencari dan memanggil guru tari untuk Bulantrisna. 

 

Guru yang dipanggil oleh sang kakek antara lain Bagus Bongkasa dan Gusti Biang Sengog. Bulantrisna kecil mengenal tari tradisional Bali ketika usia 7 tahun dan pada saat usianya menginjak 10 tahun Bulantrisna diundang oleh Presiden Soekarno ke Istana Presiden di Tampaksiring, Gianyar, Bali untuk menghibur para tamu Istana. Mentor utamanya adalah Anak Agung Mandera dan Gusti Made Sengog, penari Legong generasi pertama.


Saat usia 11 tahun, Bulantrisna pernah menari Oleg di Jakarta untuk pertama kalinya. Menurut Bulantrisna menari merupakan pelepasan emosi, kreativitas, kegembiraan, bergerak dengan penuh penjiwaan, dan sebagai sarana berdoa. 


 
Kecintaan Ayu Bulantrisna Djelantik pada tari tak hanya sebatas gerak saja, tetapi ia juga mendirikan bengkel tari yang diberi nama "Ayu Bulan" pada tahun 1994. Salah satu kreasi tari ciptaan yang telah dibuatnya ialah tari Legong Asmarandana.

Tahun 1971 Bulantrisna memutuskan untuk menikah dan berhenti menari. Pada akhirnya setelah menikah Bulantrisna tetap menari ketika melanjutkan studi di Jerman, Belanda dan Belgia. 

 

Sampai saat inipun Bulantrisna tetap aktif menekuni dunia tari bahkan setelah pensiun sebagai pegawai negeri dan staff pengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Bandung.

 

Sang maestro Anak Agung Ayu Bulan Trisna Jelantik meninggal karena sakit Kanker Pankreas dalam usia 74 Tahun pada 24 Februari 2021.

Editor: Robby Patria

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritadenpasar.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Denpasar.
Ikuti kami