search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Penis Patah Atau Penile Fracture, Apa Penyebabnya?
Minggu, 10 Juli 2022, 13:10 WITA Follow
image

beritabali/ist

IKUTI BERITADENPASAR.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITADENPASAR.COM, DENPASAR.

“Dok, aku baca berita yang viral katanya ada kejadian “Penile Fracture” itu artinya Penis Patah, kan? Kok bisa ya? Jelasin dong, Dok?” (Andry, 21th, Malang)

Jawab:

Iya, sejak beberapa hari ini banyak beredar tentang kejadian “Penile Fracture” yang berasal dari kutipan penelitian dari tim medis beberapa rumah sakit yang dimuat di sebuah jurnal internasional. Memang menarik untuk dibahas, bahkan menjadi obrolan guyonan juga akhirnya di media sosial. Tetapi perlu di garisbawahi, kejadian ini sesungguhnya bukanlah sama dengan kondisi patah pada organ lain, karena di penis sesungguhnya tidak ada tulang. 

 

Jadi tidak benar-benar pas jika disebut dengan penis patah. Selanjutnya di sini akan saya sebut dengan Fraktur Penis.

Fraktur Penis adalah cedera pada penis yang langka atau jarang terjadi, cukup mengkhawatirkan, yang terjadi sebagian besar selama hubungan seksual. Fraktur Penis tidak sama dengan patah tulang pada umumnya karena tidak ada keterlibatan tulang di dalamnya. 

Ini adalah ruptur atau robeknya daerah Tunika Albuginea penis hingga terkena juga dua area penis yang berperan selama ereksi, yaitu Korpus Kavernosum. Karena robekan dapat menyebabkan kerusakan jangka panjang pada fungsi seksual laki-laki, tentu menjadi keharusan untuk mencari pertolongan medis darurat saat kejadian ini terjadi.

Fraktur Penis adalah cedera menyakitkan yang biasanya terjadi pada area dua pertiga bagian bawah penis.

Gejala Fraktur Penis dapat berupa:

• pendarahan penis

• memar berwarna gelap pada penis

• penis dapat terlihat bengkok dan bengkak

• kesulitan buang air kecil

• dapat terdengar suara retak atau pecah saat kejadian

• kehilangan ereksi secara tiba-tiba

• rasa nyeri yang bervariasi, mulai dari ringan hingga berat 

Fraktur Penis sering menyebabkan penis mengalam iapa yang disebut sebagai "deformitasterong", di mana penis tampak ungu dan bengkak. 

Gejala lain yang lebih jarang adalah pembengkakan di skrotum. Kondisi lain yang dapat menyerupai gejala Fraktur Penis adalah pecahnya pembuluh darah di penis, juga kejadian Ligamen Suspensorium yang pecah.

Diperlukan alat bantu diagnostik untuk menentukan perbedaan kondisi-kondisi tersebut. Penis memiliki area jaringan seperti spons yang disebut Korpus Kavernosum, yang jumlahnya ada dua. Ketika seorang laki-laki mengalami ereksi, saat itu darah di penis terkonsentrasi di area ini.

 

Saat penis ereksi, jika terjadi benturan hebat atau gesekan yang kuat, walaupun cukup jarang terjadi, satu atau kedua sisi dari Korpus Kavernosum dapat mengalami perobekan, termasuk juga mengenai selubungnya, Tunika Albuginea, dan ini yang mengakibatkan Fraktur Penis. Fraktur Penis biasanya hanya terjadi saat penis sedang mengalami ereksi. 

Penis yang lembek atau tidak sedang ereksi biasanya tidak mungkin mengalami perobekan karena Korpus Kavernosum tidak membesar seperti saat penis ereksi. Sebagian besar kasus Fraktur Penis terjadi selama hubungan seksual. 

Cedera biasanya terjadi ketika seorang laki-laki mendorong dengan keras penis dan berbenturan dengan tulang kemaluan atau daerah perineum partner seksualnya. Ini yang dapat menyebabkan Korpus Kavernosum cidera. 

Sebagian kecil kejadian lain bukan disebabkan karena hubungan seks, tetapi dapat terjadi misalnya dalam keadaan seperti: benturan saat berguling di tempat tidur dengan penis dalam keadaan ereksi. penis yang sedang ereksi terbentur pada sesuatu seperti kusen pintu atau kursi yang keras, terjatuh ke lantai dengan penis dalam keadaan ereksi Jika Fraktur Penis terjadi maka harus segera mencari pertolongan medis. 

Ini adalah termasuk keadaan darurat urologi karena berpotensi terjadi kerusakan pada Tunika Albuginea, Korpus Kavernosum, termasuk pembuluh darah dan saraf di sekitarnya, yang dapat memengaruhi fungsi seksual secara permanen. Semakin cepat mendapatkan perawatan, semakin besar kemungkinan untuk pulih.

Tim medis biasanya mendiagnosis Fraktur Penis secara tepat dan lengkap dengan serangkaian prosedur mulai dari anamnesis cepat menanyakan tentang bagaimana Fraktur Penis terjadi dan melakukan pemeriksaan fisik genitalia. Pemeriksaan penunjang seperti Rontgen, USG, sering kali digunakan. Jika tim medis belum dapat mengidentifikasi robekan, dapat dipastikan menggunakan Magnetic Resonance Imaging (MRI)jika waktunya memungkinkan.

Perawatan untuk Fraktur Penis dapat mencakup perawatan non-bedah dan tindakan bedah. Perawatan non-bedah bahkan bisa dilakukan di rumah jika keluhan sangat ringan.

Perawatan non-bedah ini bisa dilakukan meliputi: 

1) kompres es yang dilapisi kain selama 10 menit setiap kali untuk mengurangi pembengkakan. 

2) melakukan kateter Foley untuk mengosongkan kandung kemih dan mengurangi trauma pada penis. 

3) mengonsumsi obat, seperti parasetamol atau ibuprofen, untuk mengurangi rasa sakit dan pembengkakan. 

4) kadang-kadang diperlukanm embungkus penis dengan bebat khusus untuk memposisikan penis agar tidak mengalami tekanan dan benturan lagi.

Sering kali pasien datang dengan keluhan yang berat, ada nyeri yang berat, penis yang bengkok dengan sudut yang besar, dan perdarahan yang menunjukkan robekan yang juga berat, akibatnya lebih direkomendasikan untuk dilakukan tindakan bedah. 

Tindakan bedah atau operasi akan membawa hasil yang lebih baik untuk Fraktur Penis.

Tindakan bedah ini meliputi: 

1) menyingkirkan hematoma atau penumpukandarah yang terjadi, 

2) menghentikan pendarahan masif dari pembuluh darah yang robek, 

3) menutup luka atau laserasi pada area penis yang mungkin menyebabkan pendarahan, 

4) jika uretra atau saluran kencing juga rusak,tim medis perlu memperbaikinya juga, 

5) jika area yang rusak lebih kompleks, misal banyak pembuluh darah dan saraf cidera dan perlu dikoreksi, diperlukan operasi bedah mikro yang lebih detail.

Jika seorang laki-laki tidak mencari pengobatan untuk Fraktur Penis, seandainya hanya mengalami gejala ringan, maka ada kemungkinan mengalami kelainan bentuk penis permanen. Fraktur Penis yang tidak diobati juga dapat menyebabkan kesulitan mempertahankan ereksi, yang dikenal sebagai disfungsi ereksi.

Pemulihan Fraktur Penis biasanya tergantung pada tingkat keparahan cidera. Pascaoperasi Pasien diminta tidak dulu melakukan aktivitas seksual setidaknya selama 1 bulan untuk memungkinkan kondisi sudah pulih benar. 

Kadang diberikan obat penenang tertentu untuk membuat pasien tidak dulu mengalami ereksi. Tetapi jika kondisi sudah pulih, perlahan pasien dapat kembali melakukan aktivitas seksual. Perawatan yang tepat dari Fraktur Penis sangat penting untuk memastikan seorang laki-laki dapat kembali ke fungsi seksualnya yang optimal. 

Editor: Robby Patria

Reporter: bbn/oka



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritadenpasar.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Denpasar.
Ikuti kami