Pelonggaran kebijakan penerbangan internasional ke Bali telah berdampak dalam mengeliatkan industri pariwisata. Hal tersebut akhirnya berimbas ke permintaan SDM pariwisata khususnya dari kampus Pariwisata. 

Salah satunya dirasakan oleh Kampus pariwisata Jaya Wisata International Hotel School (JWIHS). Menurut, Asisten JWIHS, Ni Luh Erawati menyampaikan, memang dari pengamatan sejauh ini geliat pariwisata di Bali umumnya dan Badung khususnya telah ada titik cerah meskipun belum maksimal.

"Kalau di awal pandemi kemarin kita menyalurkan training saja susah, jadi kita harus menghubungi rekanan-rekanan kita untuk menawarkan. Belakangan ini mereka sudah mulai menghubungi kita duluan. Bahkan untuk periode Juni sampai Desember 2022 telah diinfo dari bulan lalu," jelasnya, Jumat (22/4) di Denpasar.

Rata-rata mahasiswa di JWIHS, kata dia, semua terserap di industri karena telah memiliki komitmen harus mempertanggung jawabkan SDM yang telah dilatih.

"Bahkan, di periode Juni ini 98 persen sudah punya tempat On The Job Training. Yang DW juga ada karena kita ada beberapa kerja sama dengan properti dan juga hotel berbintang. Mungkin kalau kita bisa bilang tidak semua anak mau kerja, ada yang ingin fokus kelar dulu kuliah ada yang mau belajar sambil kerja. Yang mau bekerja itu hampir semua bisa terserap karena kita carikan tempatnya juga," bebernya.

Ia menyebut sebagian siswa training ataupun DW sebagian besar di hotel berbintang 4 ke atas. Sebagian besar terserap di daerah Canggu, Badung mulai di Hotel, Boutique, Villa serta Resort.

"Kalau sekarang yang masih hidup itu di daerah Canggu yang menyerap banyak," cetusnya.

Dirinya berharap, Pariwisata Bali umumnya dapat pulih seperti sediakala karena poros kunci Bali ada di pariwisata.

"Kalau pariwisata pulih kita yakin kehidupan lain akan berangsur-angsur membaik juga," pungkasnya.