search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Viral Joget di Pura Samuan Tiga, Begini Kata Ketua PHDI Bali
Sabtu, 7 Mei 2022, 14:30 WITA Follow
image

https://beritabali.com/assets/posting/berita_220705100506_ViralJogetdiPuraSamuanTiga,BeginiKataKetuaPHDIBali.jpg

IKUTI BERITADENPASAR.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITADENPASAR.COM, DENPASAR.

Video sekumpulan ibu-ibu berbusana adat Bali yang berjoget tarian ala bollywood India di Pura Samuan Tiga menyita perhatian publik, khususnya netizen di dunia maya. 

Fenomena itu turut ditanggapi Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Bali. Ketua PHDI Bali, Nyoman Kenak, sangat menyayangkannya peristiwa itu.

"Keberatan netizen itu menggambarkan bahwa tarian model begitu, yang dibuat untuk konten aplikasi, tidaklah pantas dilakukan di areal pura," ungkapnya Sabtu 7 Mei 2022.

Menurutnya kejadian ini perlu mendapat renungan dan introspeksi diri dari umat Hindu, karena umat Hindu yang mengetahui batas-batas mana yang boleh dan pantas, serta mana yang tidak boleh dan tidak pantas, seharusnya tidak dilakukan. 

"Tidak mungkin membebankan semua hal itu pada Bendesa dan Prajuru atau Pecalang, karena mereka juga tidak 24 jam mekemit di Pura," kata Kenak.

"Kalau bagian dari kita saja masih belum bisa membedakan mana yang boleh dan pantas dengan yang tidak boleh dan tidak pantas dilakukan di areal pura, apalagi wisatawan-wisatawan asing dan domestik yang notabene bukan semeton Hindu," sambungnya. 

Ditambah dengan terbatasnya informasi tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan di areal pura dan tempat serta simbol suci lainnya, maka kejadian seperti ini ke depan berpotensi makin banyak terjadi. 

"Selain bisa dilakukan oleh wisatawan asing maupun nusantara, potensinya juga dilakukan oleh umat Hindu sendiri yang seharusnya lebih tahu dan menjaga kesucian areal pura kita," ujar Kenak. 

Menurutnya ini menjadi instropeksi bersama, salah satunya memperluas edukasi tentang bagaimana simbol dan tempat suci Hindu di Bali.

Dan untuk mengembalikan kesucian tempat-tempat suci itu dari perilaku yang tidak pantas dan bisa ngeletehin, mencemari kesuciannya. Para pelaku  mesti ngaturang upacara seperti guru piduka dan ritual lain yang diperlukan, sebagai sanksi dan kewajiban atas kesalahannya. 

"Mari kurangi menghakimi mereka yang perilakunya kurang tepat, tapi menyadarkan dan mengajak kembali menghargai dan menjaga kesucian tempat suci umat Hindu secara sadar dan bertanggung jawab. Kalau edukasi terus ditingkatkan, ke depan kejadian-kejadian seperti ini bisa berkurang," pungkas Kenak.

Editor: Robby Patria

Reporter: bbn/tim



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritadenpasar.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Denpasar.
Ikuti kami