search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Pakai Kondom Tapi Bocor, Gagal Fungsi?
Minggu, 8 Mei 2022, 10:55 WITA Follow
image

https://beritabali.com/assets/posting/berita_220805120558_PakaiKondomTapiBocor,GagalFungsi.jpg

IKUTI BERITADENPASAR.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITADENPASAR.COM, DENPASAR.

“Maaf dok, saya sempat tergoda beberapa kali berhubungan seksual dengan orang lain yang bukan istri saya, Entah kenapa setelah mulai ngantor lagi, saya jadi banyak godaan seksual dan teman-teman kerja saya ini yang menggoda saya mengajak berhubungan seksual. Jadi, saya melakukannya dengan beberapa teman kerja perempuan di kantor saya. Karena takut tertular infeksi kelamin, saya selalu menggunakan kondom. Tetapi sempat satu kali sepertinya kondomnya bocor. Itu bagaimana dok?  Itu berarti fungsi kondomnya gagal? Saya sempat baca juga tulisan dokter di waktu lalu, tapi apa bisa dibahas lagi Dok? (Rian, 29, Tangerang)

Jawab:

Ketika seseorang melakukan hubungan seksual berganti-ganti pasangan seksual tanpa menggunakan proteksi atau upaya pencegahan dari infeksi menular, sebenarnya dia sudah mengundang risiko pada dirinya, bahkan pada keluarganya. Hubungan seksual yang berisiko tinggi merupakan penyebab utama penularan infeksi menular seksual, seperti gonore, kutil kelamin, herpes, sifilis, klamidia termasuk HIV AIDS. Karenanya memang benar bahwa kondom adalah alat pelindung yang telah terbukti dapat mengurangi risiko infeksi menular seksual termasuk HIV & AIDS selama orang yang berisiko tidak bisa kembali melakukan pencegahan buat tidak melakukan hubungan seksual gonta ganti pasangan seksual. 

Penggunaan kondom sesuai kebutuhannya pada masyarakat Indonesia masih rendah, penyebab kegagalan proteksi diyakini sering kali karena kesalahan penggunaan kondom. Pengetahuan masyarakat tentang kondom masih sangat rendah sehingga orang masih belum menggunakannya secara tepat. 

Kegagalan kondom lebih sering disebabkan pemakainya tidak menggunakannya dengan benar, dan bukan karena mutu kondom itu sendiri. Juga karena lekatnya cap buruk yang dilabelkan masyarakat terhadap kondom menjadikan akses untuk membeli dan kecermatan penggunaannya menjadi tidak maksimal. 

Masih banyak orang yang malu untuk membeli kondom padahal memerlukannya. Demikian pula masih banyak yang tidak memperhatikan cara penggunaan yang baik, tidak memperhatikan masa kedaluwarsa kondom, masih banyak yang menyimpan di dompet atau ditempat yang panas dan terlampau lembab, dan masih banyak yang keliru dalam memasangnya selama hubungan seksual. 

Bila digunakan secara benar dan konsisten, kondom mempunyai peranan penting dalam kesehatan umum masyarakat, khususnya dalam pencegahan infeksi menular seksual, termasuk HIV dan Hepatitis B. Penggunaan kondom yang baik akan mengurangi risiko terinfeksi penyakit-penyakit tersebut, bagi mereka yang tidak mampu berpuasa seks.

Apa saja yang paling sering menjadi penyebab kegagalan penggunaan kondom?  Yang paling sering dan mungkin adalah:

 

1. Penyimpanan kondom yang tidak baik. Sering kali disimpan di dompet yang ketat dan panas sehingga bahan lateks bisa mengalami kerusakan, atau malah di tempat yang terlalu lembab dan berjamur

2. Pemakaian kondom yang sudah kadaluarsa. Tentu saja jika digunakan akan menghilangkan daya proteksinya karena kondom berbahan lateks menjadi kehilangan kelenturan, kehilangan cairan pelumas sehingga mudah robek.

3. Pemakaian kondom dalam keadaan mabuk. Ini tentu saja membuat penggunanya tidak bisa menggunakan secara tepat, atau terlepas saat menggunakannya.

4. Kondom tersebut robek ketika dibuka dari bungkusan. Bisa jadi karena tidak cermat saat membuka, atau karena terkena kuku sehingga mengakibatkan robek.

Ini semua perlu diperhatikan, agar tidak gagal menggunakan kondom, karena sesungguhnya yang unik dari kondom adalah dalam fungsinya, yang tidak bisa dimiliki oleh alat kotrasepsi lain. Kondom memiliki fungsi ganda yaitu untuk mencegah penularan infeksi menular seksual juga dapat digunakan sebagai alat kontrasepsi. 

Hingga saat ini kondom merupakan alat kontrasepsi yang paling efektif untuk mengurangi risiko penularan penyakit seksual. Suntik KB, pil KB, spiral atau IUD hingga susuk KB tidaklah mampu mencegah infeksi menular seksual. 

Bahkan vasektomi atau pemotongan saluran sperma pada laki-laki pun tidak mampu mencegah infeksi menular seksual. Satu lagi, jika ada orang yang sudah mengetahui dirinya mengidap infeksi menular seksual harusnya tetap menggunakan kondom untuk mencegah penularan pada pasangannya. 

Dan harus juga diperhatikan, apakah pasangan seksual juga mengalami keluhan yang sama, dan sudah sebaiknya diperiksakan juga ke dokter untuk menuntaskan bersama gangguan dan keluhan penyakit yang ada. Dan sudah sebaiknya juga, bila telah melakukan hubungan seksual yang berisiko dan tidak setia dengan pasangan agar melakukan pemeriksaan darah untuk mengetahui lebih dini apakah terinfeksi HIV juga.

Editor: Robby Patria

Reporter: bbn/tim



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritadenpasar.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Denpasar.
Ikuti kami