Kemasan Arak Tak Gunakan Aksara Bali, Bantuan Promosi Ditahan
GOOGLE NEWS
BERITADENPASAR.COM, DENPASAR.
Produsen arak Bali diminta untuk membuat desain kemasan yang lebih berkualitas dan menempatkan aksara Bali.
"Masih banyak yang saya lihat belum pakai aksara Bali. Kalau sudah pakai aksara Bali, produknya akan naik kelas. Jadi, jangan anggap remeh aksara Bali ini, tandingannya adalah aksara Jepang, China, atau Korea," ungkap, Selasa (2/8/2022).
Ia mengingatkan apabila produsen masih tidak menggunakan aksara Bali, maka bantuan promosinya akan ditahan.
"Bikinlah kemasan yang keren, apalagi saya terus meng-endorse produk arak Bali ini ke setiap duta besar, menteri, dan tamu kehormatan Gubernur Bali yang datang ke Jayasabha dengan memberikannya suvenir berupa produk arak Bali," pinta Koster.
Soal kemasan dan aksara Bali ini sejalan dengan Peraturan Gubernur Bali Nomor 1 Tahun 2020 yaitu menciptakan desain kemasan arak Bali lebih berkualitas yang dimulai dari penempatan aksara Bali sebagai satu kesatuan dalam merek produksi.
Koster menilai dengan penggunaan aksara Bali dapat membuat produk arak Bali memiliki ciri khas dan produknya tidak bisa ditiru oleh orang lain. Pun juga terlihat elegan dan spesifik dengan nilai kesakralan pada produk tersebut.
Selain itu, menurut Gubernur, pihaknya juga akan mengumpulkan manajemen hotel dan restoran se-Bali sebagai bagian dukungannya pada produksi arak.
"Tujuannya agar seluruh hotel dan restoran di Bali menggunakan produk arak dan minuman tradisional lokal Bali minimum 50 persen. Jadi, semuanya harus punya niat untuk meningkatkan kualitas produk arak Bali termasuk kemasannya, agar saya punya kekuatan untuk mempromosikan ini lagi," ujar Gubernur yang asal Buleleng tersebut.
Selanjutnya, Koster mengaku akan membuka akses penjualan arak Bali di hotel, restoran, supermarket, bandara, dan lainnya, sehingga meminta para produsen tertib dalam produksi.
Ia juga meminta seluruh pemangku kepentingan membuka mata terkait peredaran arak gula pasir yang merusak kualitas arak Bali saat ini. (sumber: suara.com)
Editor: Robby Patria
Reporter: bbn/net