search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Terinspirasi Cok Sawitri, Satrio Welang Pentaskan ‘Rahim’ di Festival Seni Bali Jani 2024
Selasa, 3 September 2024, 20:46 WITA Follow
image

beritabali/ist/Terinspirasi Cok Sawitri, Satrio Welang Pentaskan ‘Rahim’ di Festival Seni Bali Jani 2024.

IKUTI BERITADENPASAR.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITADENPASAR.COM, DENPASAR.

Aktor Teater Moch Satrio Welang tampil memukau dalam pentas Parade Monolog FSBJ 2024 pada 19 Agustus 2024 di Gedung Ksirarnawa Taman Budaya Denpasar pukul 19.00 WITA. 

Membawakan naskah monolog ‘Rahim’ karya Cok Sawitri. Naskah ‘Rahim’ berangkat dari cerpen yang ditulis Cok Sawitri di Harian Kompas dan masuk dalam Buku Cerpen Pilihan Kompas 2001. 

Ia memainkan naskah ini sebagai ‘tribute’ untuk Cok Sawitri atas pengaruh dan dedikasinya dalam memperkaya khasanah dunia teater modern Bali di Indonesia. Bertindak sebagai penyaji dan sutradara, Moch Satrio Welang tampil intens, tajam, memukul dan memberi daya hentak, menuju ke muara jantung persoalan dalam kisah ‘Rahim’ yang menjadi pemicu kegegeran penjuru negeri. 

Mengenai operasi pembuangan rahim yang dikhawatirkan menjadi pemicu gerakan teror anti kelahiran baru, bentuk protes memperjuangkan kesejahteraan generasi mendatang. Pementasan ini melibatkan seniman muda Yoga Anugraha dalam tata musik dan Legu Adi Wiguna untuk tata artistik. 

Pagelaran (Utsawa) Parade Monolog ‘Cita Cipta Cinta’ ini merupakan persembahan Teater Jineng Tabanan dalam perhelatan Festival Seni Bali Jani VI Tahun 2024. Tak hanya Satrio Welang, malam itu tampil pula aktor Muda Wijaya (Monolog ‘Memek’ karya Putu Wijaya), April Artison ( Monolog ‘Orang Gila’ karya Uyunk), Putra Daniswara ( Monolog ‘Perahu Gaza’ karya Iswadi Pratama) dan Kadek Eky Virji ( Monolog ‘Kidung Puspa’ karya Kadek Eky Virji).

Dalam unggahan di media sosial, kurator festival Warih Wisatsana menerangkan sebagaimana Festival Seni Bali Jani tahun 2023, kali ini diketengahkan pula seni monolog menghadirkan 5 penampil yang membawakan lakon-lakon pilihan selaras tema FSBJ 2024, Puspa Cipta Jana Kerthi, Karya Mulia Manusia Berbudaya. 

Aksi panggung malam itu, bukan semata menyuguhkan keindahan, melainkan menyampaikan  gagasan tentang arti penting kemanusiaan dan seruan kepedulian pada perdamaian. Saat ini, Teater Sastra Welang tengah menggelar ‘Lomba Baca Puisi Cok Sawitri Nasional 2024’, suatu bentuk apresiasi atas karya-karya puisi Cok Sawitri. Adapun Puisi “Pada Kematian Aku Bernaung” menjadi Puisi Wajib dan 5 Puisi Pilihan adalah “Penjaga Rahim”, “Pejalan II”, “Aku Pernah Bertemu Kesedihanmu”, “Kini Rindu Asingkan Aku” dan “Tutue Ikan Paya.” Lomba yang digelar secara virtual ini diperuntukkan untuk kalangan umum baik pelajar, mahasiswa, pegiat seni dan masyarakat umum se-Indonesia. Pendaftaran dibuka hingga 10 Oktober 2024 mendatang. Satrio Welang pun mengundang sastrawan Warih WIsatsana dan Wayan Jengki Sunarta bertindak sebagai Dewan Juri. 

“Kami ingin publik dengan bahagia, merayakan karya-karya Cok Sawitri dalam bentuk seni pembacaan puisi. Cok Sawitri telah banyak mengabdikan diri dalam dunia teater dan sastra. Begitu pun dukungan kepada program Teater Sastra Welang mulai dari Sawma Awards, Sawtaka Nayyotama,  Siwa Nataraja Literary Awards hingga kegiatan pelatihan teater. Cok Sawitri kini telah tiada, beliau tutup usia pada 4 April 2024 lalu, namun semangat dan jejaknya selalu memberi bara inspirasi,” ujar Satrio Welang usai pementasan.   

Cok Sawitri menerima Penghargaan Tokoh Seni Pilihan Tempo 2018 dan Anugerah Bali Jani Nugraha dari Pemerintah Provinsi Bali 2022. Juga menerima Penghargaan Sastra Tantular dari Balai Bahasa Provinsi Bali 2012. Novelnya yang terbit berjudul “Janda dari Jirah” (2007), “Sutasoma” (2009), “Tantri Perempuan Yang Bercerita” (2011), “Sitayana” (2019), “Trilogi Jirah” (Janda dari Jirah, Si Rarung, Manggali Kalki, 2021). Buku puisinya berjudul “Setahun Kematian Semilyar Nyanyianku Mati, Kiamatku Dalam Jarak 3 Centimeter” diterbitkan ulang pada Maret 2023 oleh Mahima Institute Indonesia.

Editor: Robby Patria

Reporter: bbn/rls

Banner

Iklan Sponsor



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritadenpasar.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Denpasar.
Ikuti kami