search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Teknologi Pertanian Unud Olah Maggot Jadi Aneka Camilan
Kamis, 31 Maret 2022, 08:40 WITA Follow
image

Beritadenpasar.com

IKUTI BERITADENPASAR.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITADENPASAR.COM, DENPASAR.

Setelah sebelumnya Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana melakukan penelitian terkait Bumbu Genep Powder atau Bumbu Paon Bali, kembali Inovasi dilakukan.

Kali ini, dengan pilihan bahan dasar Maggot yang mampu menghasilkan olahan produk cemilan berupa, Hermet Chips berkomposisi, Tepung Maggot, Kacang Tanah, Garam, Baking Powder dan lain-lainnya seperti Hermet Stick Maggot komposisi Tepung Maggot, Susu Cair, Tepung Beras, Tepung Tapioka, Telur, Baking Powder, Gula Halus, Garam, Margarin dan Minyak Goreng.

Serta Hermet Cookies dengan komposisi, Mentega, Gula Halus, Tepung Terigu, Tepung Maggot, Baking Powder dan Telur. Keseluruhan produk camilan tersebut dikemas dengan kemasan menarik.

Maggot menjadi pilihan dikarenakan, menurut Dosen Fakultas Teknologi Pertanian Prodi Teknologi Industri Pertanian yang juga Tim Peneliti dari Bumbu Genep Powder Dr. Ir. Luh Putu Wrasiati, M.P mengatakan, melihat banyaknya sisa-sisa sayuran terbuang percuma. 

Akhirnya, tercetus sebuah ide memanfatkan Marggot yang memakan atau hidup di sayuran-sayuran tersebut.

"Dari sanalah akhirnya tercetus ide pertamanya sehingga, memilih Maggot dijadikan sebagai bahan dasarnya. Tentu sayur sisa kita pilih sebagai tempat habitat dan makanan Maggot dipilih yang bersih karena akan dimakan oleh Maggot-maggot tersebut nantinya," paparnya, Kamis (31/3) di Kampur Unud, Jalan Sudirman, Denpasar. 

Tercetusnya ide tersebut selain karena, banyak membaca serta dari Mahasiswa di S2 teknologi pangan sempat meneliti makanan ternak dapat menjadi makanan manusia juga. 

Dalam kaitan hal tersebut, PT. Bala peternak maggot di Kabupaten Karangasem yang telah melakukan pengiriman ke beberapa tempat menyumbangkan Maggotnya. 

"Ya, dari sana dapat referensi serta dari PT. Bala tersebut menyumbangkan Maggotnya untuk selanjutnya diproses dijadikan makanan," ujarnya.

Awalnya diproses menjadi chips dipakai kacang tanah kemudian diolah menjadi stik dan terakhir diolah menjadi cockies. Ternyata paling disukai oleh anak-anak yang ada di laboratorium ini sampai akhirnya dibuat dalam jumlah yang cukup banyak.

"Kita sempat bawa ke rumah untuk dicicipi akan tetapi, saat itu kita tidak bilang bahwa itu dari bahan dasarnya maggot karena kemungkinan akan ada rasa takut membayangannya apa lagi mencobanya," cetusnya.

Awalnya tidak bisa menjadi makanan sampai akhirnya, diproses menjadi makanan itu disebut produk development. Jadi, dipelajari itu di fakultas teknologi pertanian. 

"Produk development kita tidak hanya mengubah fungsi dari makanan ikan menjadi makanan manusia, setelah ini kita rencana akan membuat pelabelan dan analisis ingredient, mencari izin sampai produk ini bisa dipasarkan dari PIRT, Dinas kesehatan, dan BPPOM dan kita juga sempat bertanya pada teman muslim ini tidak termasuk haram," pungkas Wrasiati.

Editor: Robby Patria

Reporter: bbn/tim



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritadenpasar.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Denpasar.
Ikuti kami