search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Hasil Survei: Pengguna Narkoba di Bali Turun Jadi 15 Ribu
Senin, 6 Juni 2022, 15:45 WITA Follow
image

Hasil Survei: Pengguna Narkoba di Bali Turun Jadi 15 Ribu

IKUTI BERITADENPASAR.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITADENPASAR.COM, DENPASAR.

Gencarnya penanganan narkoba melalui program Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN) yang dilaksanakan Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Bali menunjukkan hasil yang signifikan. 

Berdasarkan hasil survei Badan Pusat Penelitian Data dan Informasi saat ini prevelensi pengguna narkotika di Bali sekitar 15.000 mulai terjadi penurunan.  

Hal itu disampaikan Kabid Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat (P2M) BNNP Bali, AKBP I Ketut Suandika dalam kegiatan workshop P4GN Dunia Usaha dan Lingkungan Swasta di Denpasar, pada Senin 6 Juni 2022. 

Kegiatan workshop ini dihadiri Kasubag Bin Ops Ditresnarkoba Polda Bali, pihak pengelola tempat hiburan malam, perusahaan pengiriman jasa, wiraswasta hingga awak media massa. 

Dalam arahanya, AKBP I Ketut Suandi mengatakan kegiatan workshop ini dilaksanakan untuk membangun jejaring di kalangan awak media massa, pengusaha tempat hiburan malam dan wiraswasta untuk bersama-sama menjaga generasi muda dari bahaya laten narkoba. 

Menurutnya, untuk melawan narkotika tidak bisa hanya dilakukan oleh BNN dan Polri saja, tapi seluruh lapisan masyarakat. Terlebih diketahui bahaya narkotika ini salah satu kejahatan yang luar biasa dan penanganan juga sangat luar biasa. 

Dari segala sisi narkotika, ungkap perwira melati dua di pundak ini sudah masuk ke sejumlah kalangan, baik dari segi tempat dan umur. Oleh sebab itu BNN mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk bersama-sama memberantasnya.  

"Pertama jaga diri kita dulu, untuk menjaga diri kita sendiri memerlukan kesadaran karena sudah sangat berbahaya. Kedua, kepedulian. Hadirnya bapak dan ibu disini sebagai wujud kepedulian bahaya narkotika ini," bebernya. 

"Ketiga, waspada. Kalau bapak dan ibu tidak sadar nanti diincar dan diprospek para bandar dan sindikat narkoba," timpalnya lagi. 

Diungkapkanya lebih lanjut, para bandara dan sindikat narkoba ini akan terus mencari celah membangun jaringannya, terlebih memprospek orang yang berpotensi mempengaruhi lingkungan. 

"Misalnya ada perusahaan kalau pucuk pimpinannya terkena jaringan narkoba tempatnya itu bisa jadi markas peredaran gelap narkoba. Pernah ada tempat hiburan di Denpasar yang sampai ditutup itu karena ulah dari atas," ungkap AKBP Suandi. 

Oleh karena itu, AKBP Suandi mengajak masyarakat untuk ikut menjaga lingkungan dan diri sendiri, serta keluarga dari bahaya narkotika. Khususnya dari sisi pendekatan soft power, diperlukan peran serta masyarakat untuk memberikan informasi dan edukasi kemudian rehabilitasi (rehab). 

"Silahkan datang ke BNN bagi keluarganya, tetangganya yang kebetulan terkena atau pernah terlibat penyalahgunaan narkoba untuk dirinya sendiri. Jadi, tidak ada proses hukum, tidak ada penahanan, tapi nanti akan direhabilitasi dan privasinya dijaga. Kalau mau tempat rehabilitasi di BNNP tidak dipungut biaya," ujar AKBP Suandi. 

Dia juga berharap agar kiranya dalam workshop ini mampu memberikan solusi dan saran. Bagaimana perusahaan bisa mendeteksi dini, melakukan tes urine terhadap karyawan secara mandiri, dan ikut membuat satuan tugas anti narkoba diperusahaanya. 

"Ini merupakan amanat dari instruksi Presiden nomor 2 tahun 2020. Jika rutin dilakukan, nanti tiap tahun akan di evaluasi perusahaan mana saja yang melakukan itu. Kalau dampaknya bagus nanti kita ajukan ke BNN pusat untuk mendapatkan sertifikat penghargaan," bebernya. 

Editor: Robby Patria

Reporter: bbn/dps



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritadenpasar.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Denpasar.
Ikuti kami