Sudikerta Usai Bebas Kembali Berpolitik?, Ini Kata AA Gde Agung
GOOGLE NEWS
BERITADENPASAR.COM, DENPASAR.
Tokoh Puri Mengwi yang juga menjabat Anggota DPD RI Dapil Bali, AA Gde Agung mengunjungi kediaman Ketut Sudikerta, mantan wakil Bupati Badung yang mendampinginya sejak tahun 2005-2015.
Pertemuan keduanya berlangsung pada Senin 28 Februari 2022 di Kediaman Sudikerta, Jalan Drupadi, Denpasar. Diskusi berlangsung hangat, dengan tema beragam. Mulai mengenang masa kepemimpinan di Badung, hingga potensi politik Sudikerta setelah bebas dia penjara.
Gde Agung meengaku sangat nyaman bekerja dengan Sudikerta. Selain loyal kepada masyarakat, Sudikerta juga tidak pernah memilih-milih pekerjaan dan jago melobi dana proyek infrastruktur di pusat dengan cara legal.
"Saya sangat nyaman dengan Pak Tut (Sudikerta). Delapan tahun saya bersama di Badung. Banyak yang telah kami perbuat untuk rakyat terutama pembangunan infrastruktur. Seperti yang kita tahu, tahun itu infrastruktur di Badung banyak yang tidak layak," kenangnya.
Sejatinya, menurut Anggota DPD RI ini, Sudikerta masih punya potensi (di dunia politik). Hal ini pun diakui oleh sejumlah politisi di Bali. Namun, Sudikerta mengaku sudah mantap meninggalkan politik dan memilih menekuni spiritual.
"Apa pun keputusan beliau kita hormati bersama. Jadi jangan lagi ada yang mengusik-usik. Yang berlalu biarlah berlalu. Biar beliau introspeksi. Saya sebagai kolega sekaligus orangtua wajib mengayomi," urainya.
Terlepas dari persoalan hukum yang menjeratnya, AA Agung Gde Agung mengingatkan bahwa bagaimanapun juga, Sudikerta banyak memiliki jasa yang bisa dinikmati masyarakat yang diperjuangkan saat ia 'ngayah' sebagai Wakil Bupati Badung maupun Wakil Gubernur Bali.
Salah satunya adalah Jalan Tol Bali Mandara. Diakui AA Gde Agung, upaya mewujudkan Jalan Tol Bali Mandara sangat berliku dan rumit, terutama di bidang pembebasan lahan.
"Nah, di sanalah peran beliau. Beliau yang ngatasin semua. Saat saya tanya, hanya tertawa. Tapi saya tahu beliau sudah melakukannya," kenangnya.
Sementara Sudikerta menegaskan kembali bahwa ia akan pensiun dari kancah perpolitikan yang telah membesarkan namanya. Ia fokus mempersiapkan diri sebagai pendeta (Rsi). Namun ada rangkaian panjang yang harus dilewati.
"Sekarang baru tahap awal. Saya selesaikan dulu urusan pribadi. Trus malukat di berbagai tempat. Jadi pemangku, ida bawati trus naik lagi. Habis itu buat pasraman dan griya," kata Sudikerta.
Niatnya madwijati lahir atas petunjuk guru sekaligus keinginan untuk memperbaiki kualitas dirinya sendiri.
Sehingga kesulinggihannya kelak lebih digunakan untuk kepentingan keluarga, meskipun ia tidak menolak kalau ada umat Hindu dari luar membutuhkan pelayanan sulinggih.
Editor: Robby Patria
Reporter: bbn/tim