search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Viral Bule Geram Dipaksa Beli di Pantai Kuta, Ini Respons Cok Ace
Sabtu, 23 April 2022, 17:20 WITA Follow
image

https://beritabali.com/assets/posting/berita_222304020429_ViralBuleGeramDipaksaBelidiPantaiKuta,IniResponsCokAce.jpg

IKUTI BERITADENPASAR.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITADENPASAR.COM, DENPASAR.

Para pengasong di destinasi wisata Pantai Kuta membuat resah pengunjung wisatawan mancanegara. Hal ini karena para pengasong itu bukan terkesan menawarkan barang dagangan saja tetapi memaksa.

Hal ini terungkap dalam video viral media sosial video seorang wisatawan asing perempuan dipaksa untuk membeli barang dagangan asongan.

Hal itu membuat bule itu merasa tidak nyaman saat berjalan-jalan di pantai, bukan healing yang ia dapat tapi justru dibikin pening ulah para pedagang asongan.

Bahkan dalam video viral pada Jumat (22/4/2022) berdurasi 23 detik itu, bule berambut pirang dan berkacamata itu menyebutkan bahwa menjadi hal buruk pergi ke Kuta, ia bahkan mengaku kapok dan tak ingin kembali lagi ke Kuta, Bali serta berharap segera pulang ke negaranya.

"I don't wanna come back to Kuta, or to Bali. It's terrible, It is really terrible," ucap bule yang belum diketahui identitasnya itu.

Warganet justru mendukung apa yang disampaikan bule tersebut, rupanya tak hanya warga asing, warga lokal pun juga merasa terganggu dengan ulah para pedagang yang memaksa.

"Jangankan tamu, kita saja kalau berkunjung ke suatu tempat wisata terus dipepet ditawarin barang apalagi selalu bilang belum dapat harus dari pagi, waduh jadi risih tapi akhirnya beli juga walau ga perlu karena kasihan. Tapi ada baiknya para pedagang jangan terlalu memaksa, tawarin aja sekali, 2 kali klo ga mau ya jangan paksa, semua demi kenyamanan tamu," tulis akun inisial SD.

"Petugas Pemkab Dispar, Satpol PP, Polisi Pariwisata, Pecalang adat setempat dan lembaga terkait yang behubungan apapun terhadap kelangsungan pariwisata harus berani menindak tegas para Pengasong, pemijat sepertinya menjual kemiskinan dengan memelas, merengek memaksakan kehendaknya untym dibeli produk/dipakai jasanya, jangan biarkan pariwisata kita hancur lagi (kita baru bangkit dan metaki taki akibat bencana dunia covid 19), para pengasong bertambah terus jumlah mereka banyak datang dari luar, jangan hanya karena sogokan yang jumlahnya tak seberapa, mereka menjadi besar dan memiliki position bargaining, dan citra tourism kita bisa jelek reputasinya dikarenakan preveledge and convort tidaknada sama sekali buat mereka yang datang dari negara lain," tulis akun AY.

Menyikapi keluhan hal itu, Wakil Gubernur (Wagub) Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati merespons cepat dengan berkoordinasi dengan Bendesa Adat setempat.

"Sudah saya dengar, keluhan itu, bahkan ada pemaksaan terhadap para wisatawan dari para penjual - penjual asongan di sana. Kami koordinasikan dengan Bendesa, ini menjadi tangung jawab bersama di masyarakat," tegasnya.

Pejabat yang akrab disapa Cok Ace itu langsung bertindak untuk lebih intens melakukan penertiban pedagang asongan agar tidak lagi berjualan dengan memaksa.

Karena bagaimana pun hal yang mengundang keresahan wisatawan bukan memperbaiki pariwisata namun malah membuat wisatawan pergi.

;">"Selalu ada tindakan penertiban, bahkan sebelum COVID-19 pun tindakan itu kita lakukan, sekarang lebih intens," paparnya.

Bagi Cok Ace, kondisi sosial memang rentan menimbulkan keresahan namun hal itu sudah sewajarnya diantisipasi.

"Ini kondisi sosial, rentan sekali. Dari sebelumnya dua tahun kita kesulitan sekarang begitu ada sedikit wisatawan pasti ada peristiwa seperti itu, perlu kita antisipasi," ujarnya.

Cok Ace pun langsung meminta pelaku industri pariwisata turut peduli dengan wilayah dan lingkungan kerja mengamankan dan memberikan kenyamanan bagi para wisatawan bukan justru sebaliknya.

"Pelaku pariwisata saya harapkan tidak saja mengamankan di wilayah kerjanya saja. Tapi bersama-sama untuk peduli di lingkungan wilayah kerjanya ikut diperhatikan dan ikut peduli kegiatan-kegiatan atau hal-hal berpotensi menimbulkan kiriminal dan gangguan pada wisatawan atau pun kepada masyarakat kita, saya harap bisa mengambil posisi dan peluang untuk bersama-sama memperhatikan," pungkasnya. (sumber: Suara.com)

Editor: Robby Patria

Reporter: bbn/tim



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritadenpasar.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Denpasar.
Ikuti kami