search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Pasutri di Denpasar Ditemukan Tewas Berpelukan dengan Luka Tusuk, Polisi Belum Ungkap Motif
Kamis, 26 September 2024, 19:36 WITA Follow
image

Pasca penemua jasad pasutri yang merupakan pentolan ormas, Polisi di Denpasar belum bisa mengungkap motifnya

IKUTI BERITADENPASAR.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITADENPASAR.COM, DENPASAR.

Pasangan suami istri (pasutri), Anak Agung Ketut Ngurah Setyawan alias Gung Balang (38) dan Anak Agung Sri Agung (38), ditemukan tewas di kamar rumah mereka di Jalan Kebo Iwa Utara, Banjar Pagutan, Desa Padangsambian Kaja, Denpasar Barat, pada Senin (23/9).

Kematian tragis ini hingga kini masih menyimpan misteri, meski keluarga korban telah ikhlas menerima kejadian tersebut dan menolak permintaan autopsi.

Polisi masih berupaya mengungkap motif di balik kematian pentolan ormas di Bali itu. Gung Balang dan istrinya ditemukan dengan luka tusuk—Gung Balang di dada kiri, sedangkan istrinya di leher kanan. 

Sebilah pisau bergagang kayu ditemukan di dekat tubuh keduanya. Polisi menduga bahwa kematian pasutri ini terkait ulah pati (kematian yang disengaja), namun belum ada kesimpulan resmi.

Putra pasangan tersebut, AAKNS (19), memberikan kesaksian kepada media bahwa orang tuanya tidak pernah mengalami masalah besar selama berumah tangga. 

Bahkan, sehari sebelum tragedi, mereka sempat menghabiskan waktu bersama dan makan malam keluarga pada Minggu, 22 September 2024.

Namun, di tengah kebersamaan itu, Gung Balang sempat melontarkan kalimat yang menyinggung kematian. 

“Ajik bilang mau meninggal bareng, ungkapkan cintanya sehidup semati,” ujar AAKNS. 

Keluarga saat itu hanya menganggap kata-kata tersebut sebagai candaan biasa.

Setelah makan malam, Gung Balang dan istrinya masuk ke kamar mereka, mengunci pintu seperti biasanya ketika menikmati waktu berdua. 

Namun, keesokan paginya, hingga pukul 11.00 Wita, pasangan tersebut belum juga keluar dari kamar. AAKNS sempat mengetuk pintu, tetapi tidak ada respons, sehingga ia mengira orang tuanya masih istirahat.

Kecurigaan mulai muncul saat AAKNS pulang ke rumah sekitar pukul 18.00 Wita dan mendapati rumah gelap, dengan lampu padam. 

Pintu kamar orang tuanya masih terkunci, dan suasana menjadi semakin mencekam. Ia pun memanggil keluarga besar untuk membuka pintu kamar yang terkunci dari dalam.

Dengan bantuan linggis, pintu berhasil dibuka sekitar pukul 21.00 Wita. Alangkah terkejutnya mereka saat menemukan kedua orang tuanya sudah tak bernyawa, bersimbah darah, dalam keadaan berpelukan di atas kasur. 

Pisau bergagang kayu tergeletak di ujung tempat tidur. Kejadian ini segera dilaporkan kepada pihak Kelian Dinas dan diteruskan ke polisi.

AAKNS memastikan tidak ada orang luar yang berkunjung ke rumah dalam beberapa hari terakhir. Bila ada, ia atau adiknya pasti akan mengetahuinya, karena mereka selalu berada di rumah.

Sosok Gung Balang dikenal sebagai orang yang humble dan tidak memiliki musuh. Setelah kematian tragisnya, banyak teman-teman dan kerabat yang datang ke rumah duka untuk menyampaikan belasungkawa. 

Pihak keluarga menyatakan bahwa mereka sudah ikhlas dengan kepergian Gung Balang dan istrinya, dan tidak menginginkan autopsi dilakukan.

Saat ini, keluarga masih menunggu pemulangan jenazah dari RSUP Prof. Dr. I.G.N.G. Ngoerah untuk segera melaksanakan prosesi pemakaman.

Editor: Aka Kresia

Reporter: bbn/spy



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritadenpasar.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Denpasar.
Ikuti kami