search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
BTID Tegaskan Hubungan Harmonis dengan Warga Serangan, Bantah Isu Ketegangan
Senin, 24 Maret 2025, 22:32 WITA Follow
image

BTID Tegaskan Hubungan Harmonis dengan Warga Serangan, Bantah Isu Ketegangan

IKUTI BERITADENPASAR.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITADENPASAR.COM, DENPASAR SELATAN.

PT Bali Turtle Island Development (BTID) bersama tokoh masyarakat menegaskan bahwa hubungan dengan warga Serangan tetap harmonis. 

Dalam konferensi pers yang digelar di Kampus UID, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kura Kura Bali pada Senin (24/5), para pemimpin adat dan pejabat setempat membantah tuduhan adanya ketegangan dengan perusahaan. 

Mereka menekankan bahwa narasi negatif yang beredar tidak berdasar dan justru banyak perubahan positif yang terjadi sejak kehadiran BTID.

Ketua Majelis Desa Adat (MDA) Kota Denpasar, Anak Agung Ketut Sudiana, Jro Bendesa Desa Adat Serangan, I Nyoman Gede Pariatha, serta Lurah Serangan, Ni Wayan Sukanami, sepakat bahwa hubungan BTID dengan masyarakat berjalan baik. 

Jro Bendesa menyoroti pembangunan infrastruktur oleh BTID, seperti jembatan dan jalan, yang telah membuka akses warga untuk mendapatkan pendidikan, layanan kesehatan, dan pekerjaan yang lebih baik.

Jro Bendesa menyampaikan bahwa sebelum kehadiran BTID, warga Serangan mengalami kesulitan akses. Namun, kini jembatan yang dibangun BTID mempermudah mobilitas dan meningkatkan taraf hidup masyarakat.

 “Dulu, warga kesulitan untuk sekolah, bekerja, dan berobat. Sekarang, akses lebih mudah dan banyak anak muda Serangan yang sukses,” ujarnya.

Ia juga membantah isu bahwa warga mengalami kesulitan dalam beribadah akibat pemeriksaan KTP. 

“Itu tidak benar! Warga Serangan tetap memiliki akses penuh ke pura-pura dengan mengenakan pakaian adat sebagaimana mestinya,” tegasnya. Selain itu, para nelayan tetap dapat melaut dengan bebas, difasilitasi dengan ID khusus dan rompi keselamatan.

Presiden Komisaris BTID, Tantowi Yahya, menegaskan bahwa KEK Kura Kura Bali bukan sekadar proyek pembangunan, melainkan bagian dari visi besar pertumbuhan ekonomi Bali yang berkelanjutan. Hal ini sejalan dengan Peta Jalan Ekonomi Kerthi Bali. 

Selain itu, penyerapan tenaga kerja BTID telah memenuhi Peraturan Daerah (Perda) Provinsi Bali No. 3 Tahun 2024, dengan 50% tenaga kerja berasal dari lokal Bali dan 29% dari Serangan.

“KEK Kura Kura Bali dirancang sebagai katalis ekonomi inklusif berbasis budaya dengan filosofi Tri Hita Karana dan Sad Kerthi. Pembangunan dilakukan terpadu dengan pengembangan wisata, UMKM kuliner, adat, budaya, serta spiritual,” kata Tantowi.

Ia juga menyayangkan maraknya berita hoaks yang menyebut adanya ketegangan antara BTID dan warga.

“Mencari investor yang berkomitmen pada Tri Hita Karana dan Sad Kerthi sudah menjadi tantangan, ditambah lagi dengan beredarnya informasi yang tidak benar,” tambahnya.

Ketua MDA Kota Denpasar, Anak Agung Ketut Sudiana, menegaskan bahwa isu konflik antara BTID dan warga Serangan adalah hoaks. Ia telah melihat langsung hubungan baik antara keduanya. 

“Masyarakat Serangan merasakan manfaat nyata dari kehadiran BTID dalam ekonomi dan infrastruktur. Ini adalah contoh hubungan positif antara investor dan desa adat yang bermanfaat bagi Serangan, Denpasar, Bali, bahkan secara nasional,” katanya.

BTID dan tokoh masyarakat mengajak media serta masyarakat untuk lebih bijak dalam menerima informasi.

BTID tetap terbuka untuk diskusi dan memastikan bahwa pengembangan KEK Kura Kura Bali membawa manfaat nyata bagi masyarakat luas.

Editor: Wids

Reporter: bbn/tim



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritadenpasar.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Denpasar.
Ikuti kami