search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Kak Seto: Anak-anak Kecanduan Rokok Cenderung Meningkat
Sabtu, 9 April 2022, 12:35 WITA Follow
image

Beritadenpasar.com

IKUTI BERITADENPASAR.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITADENPASAR.COM, DENPASAR.

Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia, Seto Mulyadi atau lebih akrab disapa Kak Seto mengatakan, kecanduan rokok pada anak cenderung mengalami peningkatan dewasa ini.

Hal tersebut terjadi salah satunya disebabkan anak- anak terpapar iklan rokok. Bahkan sampai turun ke usia balita, ini sudah sangat memprihatinkan, sehingga, kata dia, harus saling bersinergi dalam upaya penangananya baik para tokoh- tokoh aktivis perlindungan anak.

"Termasuk kami sudah mengampanyekan dulu ada polisi sabar anak. Bahkan, 3 tahun lalu mulai dengan gerakan nasional sasana, dari Presiden sahabat anak , Menteri sahabat anak dan kita menggelar bermain bersama Presiden, Menteri pendidikan, Menteri sosial , menteri PMK, dan Menteri kesehatan, kemudian Gubernur sahabat anak," katanya. 

"Kami kampanyekan di Jawa barat dan NTB. Selanjutnya, juga turun nantinya Ayah dan Bunda sahabat anak berarti melindungi anak tanpa harus berdebat masalah rokok dan sebagainya," jelasnya, Jumat (8/4) di Renon, Denpasar.

Berdasarkan penelitian sempat dilakukan, lanjutnya, ternyata dampak dari iklan luar ruangan itu tinggi sekali terhadap persepsi dari para remaja. Menurutnya ini yang paling utama perlu untuk dihindarkan. 

"Memang semua dari pengaruh lingkungan yaitu lingkungan paling kuat pengaruhnya adalah, lingkungan masyarakat. Masyarakat wilayah Kabupaten atau Kota, Kemudian RT/RW, dan akhirnya pada lingkungan keluarga," katanya.

Dibutuhkan keyakinan bersama dalam upaya melindungi anak dari bahaya racun kimia yang dikonsumsi oleh anak- anak. 

Dirinya menambahkan, jika dilihat Indonesia merupakan satu-satunya negara di Asia pasifik yang belum meratifikasi konvensi.

"Tentu perlu banyak pertanyaan bagaimana komitmen nasional harus didesak oleh semuanya, salah satunya adalah masalah ekonomi," tutupnya.

Editor: Robby Patria

Reporter: bbn/tim



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritadenpasar.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Denpasar.
Ikuti kami