search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Buku "Bali Jadul", Putu Setiawan Ingatkan Petuah Orang Tua Masa Lalu
Kamis, 21 Oktober 2021, 17:35 WITA Follow
image

beritadenpasar.com

IKUTI BERITADENPASAR.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITADENPASAR.COM, DENPASAR.

Bali kembali kehadiran karya sastra anyar. I Putu Putra Setiawan, jurnalis yang pernah menjajaki lintas media ini merilis buku terbarunya pada Kamis (21/10) di Coffee and Spa C21, Jalan Sedap Malam, Denpasar. 

Buku ini dirilis oleh penerbit Nilacakra yang disempurnakan oleh penulis Ida Bagus Arya Lawa Manuaba. Buku 253 halaman ini telah beredar dan juga bisa dipesan secara daring. 

Dalam jumpa pers itu, I Putu Putra Setiawan yang akrab disapa Wawan ini memberi garis besar, buku ini merupakan refleksi terhadap petuah-petuah tetua Bali dan peristiwa bersejarah pada tahun 1950 an hingga 1990 an.

Di dalamnya juga terangkum sejumlah cerita tentang suara alam, seperti tanda-tanda sebelum terjadinya bencana alam. Sebut saja, pada tahun 1963 terjadi erupsi Gunung Agung yang dampaknya amat luas.

"Ini adalah buku sejarah pertama saya. Saya mengajak pembaca menengok sejumlah intisari di masa lalu. Petuah orang tua tentang kejujuran, tentang kerja keras dan banyak peristiwa masa lampau," ujarnya. 

Yang menarik justru sosok yang ia pilih sebagai narasumber dalam buku ini, yakni sang ayah, I Made Putra Suganda, yang bisa disebut orang biasa-biasa saja saat itu. 

Kepada awak media, dia menyebut salah satu keunikan buku ini adalah diceritakan orang biasa, sehingga cerita yang disampaikan dapat utuh. 

"Biasanya catatan atau buku itu dibuat oleh sosok hebat, atau pemenang. Namun dalam buku ini adalah cara pandang seorang yang biasa-biasa saja. Sehingga keyakinan saya beliau bisa lebih gamblang dan jujur dalam bercerita," tuturnya. 

"Bagi saya, beliau dapat memberi data primer paling cepat di tengah pandemi yang membuat saya lebih banyak beraktivitas di rumah. Saya kumpulkan catatan beliau. Sehingga lengkap," sambung jurnalis SCTV dan Indosiar di Bali ini.

Buku ini ia garap sejak Maret 2020 dan rampung pada Juni 2020. Ini menambah deretan karya sastra I Putu Putra Setiawan selama menjadi jurnalis. 

IB Arya Lawa Manuaba, alias Gus Arya menyebut buku ini sangat layak dibaca, utamanya generasi muda. Pesan di dalam buku ini menurutnya sangat layak diimplementasikan saat ini. 

"Perspektif dan peristiwa-peristiwa yang disampaikan dalam buku ini menjadi kepingan yang penting sekali," ujarnya.

Editor: Robby Patria

Reporter: bbn/tim



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritadenpasar.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Denpasar.
Ikuti kami