search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Nasib Bos Hotel di Bali, Pinjam ke Bank Susah Setengah Mati
Kamis, 9 Juni 2022, 12:45 WITA Follow
image

beritabali/ist

IKUTI BERITADENPASAR.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITADENPASAR.COM, DENPASAR.

Pengusaha perhotelan di Bali tengah menghadapi situasi sulit untuk bangkit. Dalam upayanya untuk bangkit, pengusaha hotel saat ini justru kesulitan untuk mendapatkan pinjaman dana dari perbankan.

Para perusahaan hotel memang sebelumnya sudah banyak ikut restrukturisasi kredit bank efek dari pandemi tapi saat akan bangkit saat ini butuh dana investasi renovasi hotel dan lain-lain justru sudah dapat persetujuan bank. Di sisi lain uang kas perusahaan banyak yang sudah terkuras dalam membiayai operasional selama ini.

"Memang situasi pengusaha kan sangat memprihatinkan karena dua tahun lebih tentu akan sulit. Misal hotel 200 kamar baru operasi 60 persen-70 persen, sekitar 120-150 kamar. Jadi kenapa demikian? karena sulitnya mengajukan soft loan tadi," kata Wakil Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali, I Gusti Ngurah Rai Suryawijaya.

Para pelaku usaha berharap mendapatkan pinjaman lunak dengan bunga yang ringan karena sulitnya situasi. Uang tersebut bakal digunakan untuk beberapa aspek, misalnya biaya perawatan hingga renovasi. 

Beberapa bagian seperti kaca hingga pemudaran warna cat juga perlu menjadi perhatian.

"Tapi sampai saat ini belum dikasih soft loan. Kan nggak bisa buka langsung bayar, nggak mungkin. Untung aja belum tentu karena harga di bawah ekspektasi kita, yang penting buka dulu, jadi pengusaha masih sulit untuk survival karena harga kamar di bawah standar," ujar Rai Suryawijaya.

Rai memperkirakan pengusaha hotel di Bali tengah membutuhkan Rp9,4 triliun untuk bangkit. Nilai tersebut berkisar dengan devisa yang pemerintah pusat dapatkan dari Bali per bulannya.

"Pendapatan devisa ke negara Rp288 triliun, dan Rp116 triliun dari Bali, 43 persen dari Bali. Ketika Bali terpuruk gini harusnya berani dong. Artinya Rp116 triliun per bulan pemerintah kehilangan hampir Rp10 triliun, kalau berani kasih soft loan Rp9,4 triliun jadi cepat pulih, sama-sama bisa tumbuh berkembang," ujarnya.(sumber: cnbcindonesia.com)

Editor: Robby Patria

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritadenpasar.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Denpasar.
Ikuti kami