Temu Wirasa Stakeholders 2024, Meningkatkan Ketahanan Ekonomi dan Kesetaraan di Bali
GOOGLE NEWS
BERITADENPASAR.COM, BALI.
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali menggelar acara Temu Wirasa Stakeholders 2024 pada tanggal 13 November 2024 dengan tema "Creating Your Next Move in 2025: Enhancing Economic Resilience and Equality in Bali”.
Acara ini bertujuan untuk memperkuat sinergi antara berbagai pemangku kepentingan dalam mendukung pembangunan ekonomi Bali, yang kini tengah berupaya untuk mencapai ketahanan ekonomi dan pemerataan kesejahteraan di seluruh wilayahnya.
Temu Wirasa yang digelar dalam bentuk diskusi ini dibuka oleh Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Erwin Soeriadimadja, bersama Penjabat Gubernur Bali, Irjen. Pol. (Purn.) Drs. Sang Made Mahendra Jaya, M.H.
Baca juga:
Sinar Sosro dan Tetra Pak Umumkan Sekolah Pemenang Kompetisi DAURI (Daur Untuk Negeri)
Diskusi ini juga menghadirkan sejumlah narasumber terkemuka, termasuk Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Provinsi Bali, Prof. Dr. Ir. Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati, dan Fashion Designer Anne Avantie.
Erwin Soeriadimadja menekankan pentingnya pengendalian inflasi dan swasembada pangan, serta dorongan untuk digitalisasi dan pemberdayaan ekonomi masyarakat guna memperkuat ketahanan ekonomi Bali.
Hal ini sejalan dengan upaya untuk mengatasi disparitas ekonomi antara Bali Selatan (Sarbagita) dan wilayah non-Sarbagita, yang masih cukup tinggi.
Baca juga:
Polsek Denpasar Timur Tertibkan Anak-anak yang Mainkan Petasan di Jalan Sedap Malam
Penjabat Gubernur Bali, Mahendra Jaya, menyoroti tantangan yang dihadapi dalam pemerataan pembangunan, terutama dalam sektor penunjang pariwisata dan daya dukung lingkungan.
Mahendra menekankan pentingnya infrastruktur strategis, seperti peningkatan jaringan jalan Bali Utara-Selatan, serta dukungan permodalan untuk UMKM guna meningkatkan daya saing ekonomi Bali secara keseluruhan.
Sandiaga Salahuddin Uno juga menekankan bahwa pemberdayaan UMKM dan komunitas lokal adalah kunci untuk memperkuat kesetaraan ekonomi di Bali.
Baca juga:
Persiapan KPU Bali untuk Pilkada 2024, DPT dan Logistik Capai 99% Siap
Menurutnya, kesetaraan ekonomi tidak hanya bergantung pada satu sektor, tetapi juga membutuhkan inklusi ekonomi yang lebih luas, dengan mendorong partisipasi perempuan dan generasi muda, serta meningkatkan akses pendidikan.
Ketua PHRI Bali, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati (Tjok Ace), mengungkapkan bahwa wilayah Sarbagita menyumbang 65,96% dari total ekonomi Bali, sementara wilayah non-Sarbagita hanya menyumbang 31,01%.
Tjok Ace menekankan bahwa untuk mengatasi ketidakmerataan ini, pengembangan sektor pariwisata berbasis budaya dan ekonomi kreatif harus dilakukan secara lebih terarah dan sesuai dengan karakteristik wilayah masing-masing.
Anne Avantie, dalam kesempatan tersebut, berbicara tentang pentingnya keberanian dalam membuka usaha di sektor ekonomi kreatif, serta keberanian untuk menghadapi kegagalan.
“Keberhasilan dalam ekonomi kreatif datang dari kemampuan mencari dan memanfaatkan peluang,” ujar Anne, yang juga dikenal sebagai wanita inspiratif Indonesia.
Editor: Aka Kresia
Reporter: bbn/rls