search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
27 Seniman Bangkitkan Nilai Seni Rupa Seperti Sedia Kala
Jumat, 1 April 2022, 21:40 WITA Follow
image

Beritadenpasar.com

IKUTI BERITADENPASAR.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITADENPASAR.COM, DENPASAR.

Pameran seni bertema “Resrrection" dikuratori oleh Arif Bagus Prasetyo menampilkan 27 orang seniman dari dalam maupun luar negeri mulai dari, Yogyakarta, Surabaya, Malang, Bali hingga Malaysia dan Macedonia. 

Adapun seniman-seniman tersebut, An, Andi Prayitno, Ang Che Che, Anis Kurniasih, Antoe Budiono, Ben Wong, Budi Asih, Burhanudin Reihan Afnan, Cadio Tarompo, Camelia Mitasari Hasibuan, Chairol Imam, Citra Pratiwi, Dedi Imawan, Dona Prawita Arissuta, Hendra Purnama, I Made Gunawan, I Made Santika Putra, I Putu Adi, I Wayan Legianta, Jemana Bayubrata Murti, Johhny Gustaf, Lim Tong Xin, M Aidi Yupri, Ni Nyoman Sani, Sinisha Kashawelski, Wahyu Nugroho dan Wisnu Ajitama.

Dengan Karya-karya mulai dari, karya patung, Instalasi, Karya lukisan meliput gaya abstrak, naif, realis, surealis, hingga hiperrealis. “Resurrection” jika diartikan dalam bahasa Indonesia, berarti ‘Kebangkitan”.

Menurut Pendiri Art Xchange Gallery Benny Oentoro B.A menyampaikan, seni rupa belakangan telah seolah sudah mati. Budaya konsumerisme telah mematikan pasar seni rupa. 

Orang tidak lagi menghargai seni rupa dengan cara seperti dulu. Perupa tidak lagi menciptakan seni demi seni itu sendiri.

Alih-alih, memproduksi seni secara massal dan menciptakan seni demi uang. Pentingnya menciptakan seni tidak lagi terletak pada mutu atau jiwa karya seni, melainkan terletak pada likuiditasnya. 

"Semuanya demi mendapatkan uang secepat-cepatnya. Kami percaya inilah saatnya untuk memulihkan pasar seni rupa seperti sedia kala. Kita perlu membangkitkan seni, orang perlu belajar bagaimana menghargai seni dengan tulus, bukan karena nilai uangnya, tetapi karena konteksnya yang lebih luas," paparnya, Jumat (1/4) di Sanur, Denpasar. 

Menurutnya seni membuka hati dan mengenyangkan pikiran. Tanpa seni, kata dia, kita akan hidup di dunia hampa, dunia yang tidak ada pemikiran dan kegembiraan, hanya ada kehambaran.

Editor: Robby Patria

Reporter: bbn/tim



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritadenpasar.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Denpasar.
Ikuti kami